Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berebut Mental Juara: Efek Statistik, Persib pun Tak Berkutik

Ilustrasi (Foto: Net)

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Laga final leg pertama Piala Menpora 2021 menyisakan rasa kecewa, tak cuma buat skuad Persib Bandung, tapi juga (terutama) buat para bobotohnya yang dikenal panatis.

 

Pasalnya, tim berjuluk Maung Bandung tersebut ditekuk dua gol tanpa balas oleh musuh bebuyutannya Macan Kemayoran, jejuluk Persija, di Stadion Maguwoharjo Sleman, Kamis (22/4/2021).

 

Padahal sebelum laga berlangsung banyak kalangan yang mengunggulkan Persib Bandung. Bukan sekadar isapan jempol, karena catatan statistik menunjukkan demikian.

 

Tim besutan pelatih asal Negeri Tulip itu, tak pernah kalah selama berlaga di Piala Menpora 2021. Dari enam laga yang dilakoninya, Persib hanya  dua kali seri, dan sisanya, empat kali menang meyakinkan.

 

Berbeda dengan Persija, yang bahkan sempat terseok-seok pada babak-babak awal. Dari enam laga, mencatatkan dua kali kekalahan, sekali seri, dan tiga kali kemenangan. Dan kemenangan terakhir pun diraihnya dengan susah payah melalui adu penalti.

 

Karena catatan statistik itulah, sebelum laga final leg 1 berlangsung, sangat wajar jika banyak kalangan mengunggulkan Persib Bandung. Namun kenyataan berkata lain.

 

Sebagai tim yang diunggulkan, tampaknya anak-anak Maung Bandung tak mampu mengimplementasikannya di lapangan. Bahkan tampak seperti terkena sisi buruk dari predikat unggulan.

 

Sisi buruk itu, para pelakon olah raga menyebutnya dengan istilah star syndrome. Wujudnya dua: over confidence alias kepedean dan keberatan beban. Ini masalah mental. Dan dua-duanya bukan mental yang baik, jika menghinggapi siapapun di arena pertandingan.

 

Entah efek star syndrome mana yang melilit Persib saat melawan Persija. Entah kepedean, entah keberatan beban. Yang jelas, pelatih Persib Robert Rene Alberts sendiri mengakui, Persib tampil sangat lamban pada awal-awal pertandingan, yang harus dibayar mahal dengan dua gol cepat penyerang muda Persija.

 

Itu pun dengan catatan pula. Para pemain Persija mampu memaksimalkan peluang dari titik lemah lini pertahanan Persib. PR lama, yang belum bisa diselesaikan dengan baik oleh Robert Rene Alberts.

 

Namun menghadapi laga final leg 2, situasinya bisa berbalik. Bisa saja anak-anak Persija yang justru terkena star syndome. Situasi yang memberikan kesempatan bagi Maung Bandung untuk “come back” dalam laga yang berbeda.

 

Ya, kesempatan itu terbuka lebar. Dengan catatan, seperti yang dikatakan oleh bintang anyarnya, Ezra Walian, Maung Bandung harus bisa bermain lepas. Lepas tanpa beban dan tanpa meremehkan lawan. Ezra mengatakan itu sesaat selepas dilibas Macan Kemayoran.

 

Laga final leg 2 Piala Menpora antara Persib vs Persija, layak ditunggu. Karena, bukan sekadar adu taktik adu strategi dan adu kepiawaian menggoreng si kulit bundar. Juga adu kekuatan mental bertanding. Berebut mental juara. (warin 03)

 

Post a Comment for "Berebut Mental Juara: Efek Statistik, Persib pun Tak Berkutik"