Yuk, Kita Tiru Semangat Kartini!
Perayaan Hari Kartini di Pemkab Purwakarta.
Oleh: Yenny Nuraeni
Bangsa yang besar
adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Dan bangsa yang berbudaya adalah yang selalu melahirkan anak bangsa bermanfaat bagi bangsanya.
Berbagai
kegiatan setiap tanggal 21 April
untuk memperingati hari lahirnya tokoh perempuan, pahlawan bangsa, pejuang emansipasi perempuan, yang
bernama Kartini.
Setiap tahun
bangsa Indonesia memperingati tanggal 21 April sebagai hari Kartini.
Peringatan ini dilakukan dengan berbagai acara yang berbeda di setiap daerah. Mulai dari anak-anak TK hingga ibu-ibu
Dharma Wanita.
Banyak acara
diselenggarakan. Ada yang membuat karnaval atau fashion show baju
daerah, mengadakan lomba-lomba pidato, atau lomba lain yang berkaitan dengan semangat Kartini.
Namun sudahkah
kita benar-benar mengenal dengan baik tokoh Kartini?
Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Di usia 24 tahun tutup usia setelah
melahirkan.
Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang
merupakan Bupati Jepara saat
itu. Sementara ibunya bernama M.A.
Ngasirah yang juga merupakan keturunan dari tokoh agama di Jepara yang disegani
saat itu, Kyai Haji Madirono.
Karena terlahir sebagai anak bupati, tentu hidup Kartini
tercukupi secara materi. Ia bahkan berhasil menyelesaikan sekolah di Europese
Lagere School (ELS). Padahal pada masa itu, banyak anak-anak
seusia Kartini yang tidak bisa bersekolah.
Sayangnya setelah menikah dan melahirkan anak pertamanya,
Kartini meninggal pada 17 September 1904 dalam usia 24 tahun.
Setelah Kartini meninggal barulah pemikiran Kartini tentang perempuan di Indonesia mulai
banyak menjadi pembicaraan.
J.H. Abendanon yang ketika itu menjabat sebagai Menteri
Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda mulai mengumpulkan surat-surat
yang pernah ditulis oleh R.A Kartini ketika ia aktif melakukan korespondensi
dengan teman-temannya yang berada di Eropa.
Akhirnya disusunlah buku yang awalnya berjudul “Door Duisternis tot Licht” yang kemudian diterjemahkan
dengan judul “Dari Kegelapan
Menuju Cahaya” yang terbit
pada tahun 1911. Dan kini lebih dikenal dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang".
Buku ini kemudian banyak mengubah pemikiran masyarakat
Belanda tentang wanita pribumi. Inilah yang akhirnya membuat Kartini diabadikan
sebagai salah satu Pahlawan Nasional yang dikenal memperjuangkan hak wanita.
Yuk, kita tiru semangat Kartini!
Post a Comment for "Yuk, Kita Tiru Semangat Kartini!"