Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Petani Kampung Jolok Cipanas Mengeluh Soal Harga Jual Sayuran


SERBERITA. COM | CIANJUR - Masyarakat yang berada dibawah kaki bukit Gunung Pangrango Kabupaten Cianjur, turun menurun mayoritas mengandalkan kehidupannya dari bertani.  

Tidak terkecuali masyarakat Kampung Jolok, Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Kampung Jolok berada diketinggian 1114 MDFL, udaranya sejuk dan inchi pemandangannya.

Namun masyarakat  Kampung Jolok,  Desa Sindangjaya,Kecamatan Cipanas Cianjur, merasakan dampak Covid 19,  kewilayah usahanya.


Agus, adalah warga, Cijolok.  Petani sayuran yang sudah berpuluh puluh tahun bertanam sayuran sebagai  profesi utama walau kadangkala menjadi kuli bangunan.

Dia bercerita, selama pandemi, petani bunga maupun sayuran nyaris tidak punya paenghasiilan.

"Kalau dihitung rupiah penghasilan tiap hari tidak lebih dari 5000 rupiah perhari"ujar Agus.

Penyebabnya, selain harganya sayuran anjlok juga tamu yang nginap di vila seputaran Kampung Jolok, tidak ada.

Harga Bawang Ganda,  yang masih bertahan harganya. Sekarang perkilo masih bisa dijual antara 12.000- 5.000 per kilo gram (Kg).

Namun harga sayuran lainnya  anjloknya  drastis. Pokcoy, Brokoli, Bawang Daun,  sebelum pandemi harganya stabil.

Untuk harga Pokcoy,   petani menjual 5000 per kg. Sekarang, laku dijual  500 per kg.

"Karena harga sayuran turun drastis,  petani di Kampung Jolok pernah  membongkar sayuran"ujar Agus.

Dia berharap ada solusi dengan anjloknya harga sayuran. Peran pemerintah bagi yang terdampak tentunya berlaku juga bagi petani.
(Red)

Post a Comment for "Petani Kampung Jolok Cipanas Mengeluh Soal Harga Jual Sayuran"