Perkesa 78 All Star Trofeo Ngobras Bola Sambil Beromantisme.
Mereka adalah pelaku sejarah dimulainya sepakbola semi-profesional. Perkesa 78, salah satu tim.peserta Sepakbola Galalama. (Poto : Frans W) |
SERBERITA .COM | YOGJAKARTA - Tradisi kumpul yang biasa dilakukan setiap tahun, akan berbeda sekarang ini. Pasca pandemi menjadi kekutan bagi mantan anak didik Iswadi Idris-Danan Jaya, Erens Pahalerang, untuk berkumpul sambil ngobrol sepakbola yang geliatnya terasa kembali sekarng ini.
Geliat sepakbola saat itu, sangat terasa dengan hadirnya Perkesa 78. Klub sepakbola asal Jakarta, pemainnya dari ujung timur.
Kumpulnya mereka, tentunya bukan hanya sekadar mengenang saat itu, akan tetapi mereka adalah para pelaku sejarah dimulainya sepakbola menuju profesional plus minus yang sekarang bernama BRI Liga 1.
Kegiatan mereka
setiap penghujung tahun kumpul di Yogjakarta markas Perkesa Mataram di era Galatama, seakn menjadi wajib.
Mantan pemain Galatama (Liga Sepakbola Utama) Perkesa 78 Sidoarjo, Perkesa Mataram, Perkesa Indocement yang tergabung dalam Perkesa All Star menggelar pertandingan trofeo dengan tajuk “Happy Games for Friendly”. Laga Trofeo Perkesa All Star, Kuda Laut All Star Semarang dan MOS Muntilan akan digelar di Stadion Sumber Agung , Bantul, Sabtu 11 Desember 2021..
“Semula kita agendakan trofeo akhir tahun ini dengan Persija dan PSIM All Star, namun karena Persija berhalangan, kami coba mengajak PSIS yang akan diperkuat mantan pemain PSIS seperti Budi Wahyono, Hengki Siger, Abidar Sudaryanto, Budiawan dan MOS Muntilan yang pernah menjuarai turnamen U-50 Jawa Tengah tahun 2019 ”, tegas Dodi Kusuma Koordinator Perkesa All Star.
Perkesa didirikan di Jakarta Selatan oleh Alm.Mayjen TNI (P) Acub Zaenal. Perkesa menjadi satu kekuatan di kompetisi semiprofessional Galatama, dengan materi pemain dari ujung tinur Indonesia (Papua) yang dibawa oleh pendiri klub Acub Zaenal. Mantan Gubernur Papua periode 1973-1975, paham benar dengan potensi Mutiara Hitam dari Papua.
Pengalamannya di Papua dan kecintaan kepada sepakbola, akhirnya mendorong Acub membuat klub sepakbola untuk menampung bakat-bakat dari daerah yang dikenal dengan sebutan Surga kecil yang jatuh ke bumi.
Pada November1978, Perkesa beralih menjadi klub semiprofesional, untuk pertama kalinya terjun di kompetisi Galatama pada tahun 1979-1980. Kala itu Perkesa 78 menggunakan home base di Cipaku, Bogor. Seiring waktu, tahun 1980 klub yang dilatih Iswadi Idris, berpindah ke Sidoarja, Jawa Timur.
Saat itu sejumlah legenda seperti Umar Alatas, Yonas Ohe, Singh Betay, Freddy Muli, Yusuf Bachtiar, Jafeth Sibi, Robi Maruanaya, Erens Pahalerang, Danan Jaya tercatat sebagai punggawa Perkesa.
Untuk menghindari popularitas Niac Mitra, tahun 1987, Iswadi Idris memindahkan home base Perkesa ke Yogjakarta, saat itu Perkesa berubah nama menjadi Perkesa Mataram. Nama-nama beken seperti Singh Betay, Agusman Riyadi, Yonas Ohe, Eko Prayogo, Maman Abdurahman, Taufik Sugirianto, Dodi Kusuma, Abdul Muluk, Sugianto, Fauzy, Agus Supriadi, masih loyal terhadap Klub yang dengan julukan Laskar Mataram.
“Ini kegiatan rutin Perkesa setiap menyambut akhir tahun. Kegiatan ini disamping untuk menjaga tali persahabatan sesama pemain Perkesa yang tersebar di berbagai daerah, juga untuk mengenang legenda Perkesa Bang Iswadi Idris dan Bang Danan Jaya yang telah tiada. Covid-19 juga telah merenggut nyawa beberapa teman kita, untuk itu ada baiknya kita mengenang kebersamaan yang pernah kita jalani bersama mereka.
Laga kali ini cukup lengkap, para legenda Perkesa seperi Freddy Muli, Nusyadera, Hari Liwe, Yance Metmey, Abdul Muluk sudah konfirmasi akan hadir”, tegas Frans Watu yang didapuk sebagai Penasehat Perkesa All Star bersama Erens Pahalerang dan Alm.Danan Jaya.
Terakhir kita kumpul di penghujung 2019 saat itu kita main lawan PS. Bojong Gede yang diperkuat Ruly Nere dan Kamarudin Betay. Perkesa tampil cukup lengkap ada Alm.Bang Danan, Bang Erens dan striker andalan Agusman Riyadi yang datang dari Kalimantan, lanjut Singh Betay, anak Papua yang kini bermukim di Yogjakarta.
Sejumlah legenda Perkesa seperti Singh Betay, Doddi Kusumah, Abdul Muluk, Taufik Sugirianto, Guntur, Yayat R.Hidayat, Suwarto, Hari Liwe, Yance Metmey, Inyong Lolongbulan, Frans Watu, Agustinus Maufa, Permanas Sawor, dipastikan akan memperkuat Perkesa All Star.
Sementara Kuda Laut All Star Semarqng akan diperkuat legenda PSIS seperti Budi Wahyono, Hengki Siger, Abidar Sudaryanto, Budiawan.
Mengingat saat ini masih dalam masa pandemic, tentunya hal-hal seperti standar protokol kesehatan tetap menjadi perhatian kita, sambung Singh Betay pemain yang menghabiskan kariernya di Yogjakarta bersama Perkesa Mataram.
Untuk mengenang kebersamaan dan mengingat masa-masa kejayaan para legenda Perkesa, momentum akhir tahun belakangan ini menjadi agenda resmi pertemuan tahunan sekaligus ajang silahturahmi.
Disamping bermain bola, kegiatan ngobrol santai tentang Sepakbola Indonesia (Ngobras Bola Indonesia) menjadi topik menarik.
Acara Ngobras Bola biasanya lebih seru, disamping ceritera-ceritera pengalaman jaman itu, ada sharing pengalaman melatih dari senior.
Maklum kami jarang ketemu jadi ngobrolnya lebih asyik dari pada main bolanya, lanjut Yance Metmey, Nyong Ambon yang pernah melatih di liga Negara Timor Leste.
(Frans/Red)
Post a Comment for "Perkesa 78 All Star Trofeo Ngobras Bola Sambil Beromantisme."